Dimensia penyakit yang sering menyerang para lansia di umur mereka yang sudah tua membuat para lansia sudah tidak bisa bekerja bahkan memasak sudah menjadi hal yang sulit di lakukan karena mereka akan lupa dengan apa yang harus di masak dan juga kadang mereka lupa apa yang harus di kerjakan, tapi itu semua tidak lah menghentikan inovasi yang membuat paralansia ini untuk memiliki harapan baru , yuk kita bahas restoran lansia demensia harapan baru untuk para lansia.

DImensia

Demensia adalah istilah untuk satu kelompok tanda-tanda yang mempengaruhi memory, kekuatan berpikiran, dan kekuatan sosial yang cukup kronis dan mengusik kehidupan setiap hari.

Walaupun biasanya diikuti lenyapnya daya ingat, tapi keadaan ini berlainan dengan amnesia.
Saat seorang kehilangan daya ingat, tidak berarti orang itu menderita demensia, walaupun kerap kali hal itu adalah salah satu pertanda awalnya dari keadaan ini.

Pemicu Demensia

Demensia disebabkan karena kerusakan pada sel saraf otak pada bagian tertentu hingga menurunkan kekuatan berbicara dengan saraf badan yang lain, dan menyebabkan munculnya tanda-tanda sesuai tempat otak yang alami kerusakan.

Pelayan Lanjut usia Demensia

Restoran of Mistaken Orders bukan restaurant biasa. Beberapa pelayannya adalah lanjut usia yang hidup dengan demensia.
Mereka bisa menyuguhkan makanan yang tidak sesuai dengan order.

Shiro Oguni, inisiator dibalik project ini, awalannya mempunyai pandangan negatif pada demensia. Untuknya, demensia sama dengan lupa arah atau pikun berat.

The Restoran of Mistaken Orders

The Restoran of Mistaken Orders, adalah sebuah restaurant pop-up di mana makanan yang diminta pelanggan dan makanan yang diantar kadangkala salah. Mencuplik dari Japan Go, restaurant pop-up ini diinisiasi dengan seorang sutradara tv namanya Shiro Oguni waktu berkunjung panti jompo yang berisi lanjut usia penderita demensia.

Awal Mula Adanya Restorant Dimensia

Demensia adalah sesuatu keadaan berkurangnya langkah berpikiran dan ingatan seorang yang umumnya terjadi pada lanjut usia. Mengakibatkan, mereka kesusahan ingat beberapa hal dalam periode pendek. Oguni akui, sama dengan banyak orang yang lain, pengetahuan dianya berkaitan penyakit demensia condong ke arah pada deskripsi negatif mengenai beberapa orang yang pelupa dan kerap berkeliaran tanpa tujuan.

“Tetapi, sebetulnya mereka dapat mengolah, bersihkan rumah, membersihkan baju, belanja, dan lakukan beberapa hal ‘normal’ yang lain untuk diri sendiri,”. Waktu bertandang, Oguni meluangkan waktu untuk pesan makan siang. Waktu itu, Oguni pesan roti lapis, tapi Oguni malah dihidangkan sepiring gyoza.

Oguni juga merasa kebingungan dan bertanya apa mungkin ordernya salah. Masalahnya semuanya orang disekelilingnya makan dengan lahap. Bukanlah geram atau sedih. Oguni berpiki untuk selalu menghargai makanan yang telah diantar padanya dan terima gyoza itu.

Oguni berbicara, “Kenapa kita harus mengangkat alis saat melihat ketidakcocokan di antara roti dan gyoza? ‘Jadi itu adalah sebuah kekeliruan, ya sudah, tidak apa-apa’. Lewat toleran semacam itu, situasi bersantap menjadi rileks dan menggembirakan.”

“Dengan memupuk toleran, nyaris segala hal bisa dituntaskan. Citra ‘Jepang yang Sejuk‘ belakangan ini mengumpulkan banyak ketertarikan. Tapi saya berpikir citra ‘Jepang yang Hangat‘ sama juga utamanya. Saya ingin mempromokan Jepang yang membudidaya lingkungan yang hangat dan nyaman, hingga beberapa orang akan pulang ke rumah dengan senyum dan sinar di hati mereka,”

Jadi itu lah restoran lansia demensia harapan baru untuk para lansia membuat kita sadar jika para penderita dimensia memiliki halangan dan juga tantangan nya masing masing dalama menjalani kehidupan semoga artikel ini membantu kita untuk memahami para penderita lansia

BACA JUGA : Rekomendasi Restaurant Dengan Tema Yang Unik